Tag Archives: puisi

Dengan Apa Kupanggil Namanya

18 Feb

Aku tak tau pasti esensinya: kadang timbul kadang terlupa

Ini yang membuatku gilang sepanjang malam

Kucari-cari tapi tak kutemukan ujung-pangkalnya

Payah rasanya kulalui jalan panjang ini

Kalau bukan karena semangat telah tertanam, tak mungkin setiap upaya kuretas

Mungkinkah kulalui jalan yang salah?

Aku jadi bingung sendiri

Dengan sebutan apa namanya kupanggil

Jika kusebut Tuan, bukankah lebih dari itu?

Jika kusebut Maharaja, aku seperti sahaya

Setiap upaya menggantikan namanya, ternyata sia-sia

Ingin kurobek dada ini, agar terlihat kemurnian isinya

Wahai, Engkau Tanpa Nama

Terimakasih, bahwa aliran sungai mengalir dari mataku

Kucari-cari di mana wadah untuk menumpahkannya

Kurindu airmata, karena kutahu Engkau-lah yang membuatnya tumpah ruah!

Sejak Ia Menyadarinya

18 Feb

Sejak ia menyadari kebodohannya, ia makin tak berdaya

Kini ia mulai menyangsikan apa saja yang dilihatnya dengan kasat mata

Kebosanan terus mendera siang malamnya, membuatnya tak berhasrat dengan gemerlapnya gunung dunia

Sejak ia menaiki bukit, ular terus memagut tubuhnya, lubang mematahkan kakiknya, dan duri menusuk jantungnya. Kasihan rasanya, melihat kurus wajahnya

Sejak ia belajar bertapa, kilatan cahaya membuatnya terpesona akan keindahan malam dan bintangnya

Sejak ia belajar menari, lingkaran api terus mengurungnya, mengobarkan semangat cinta, memompakan air mata darah

Sejak ia sering bertamu, kepasrahannya jadi batu, mengeras tak lagi bisa dipecah.

Ia serahkan apa yang ia punya, demi perjalanan panjangnya.