Tag Archives: kafir

Empat Kelompok Hamba Allah

8 Des

Sebagian para ulama berkata bahwa para mukallaf terbagi atas 4 kelompok:

Pertama, kelompok yang Allah ciptakan untuk ber-khidmat (melayani) kepada-Nya dan mendapatkan surga-Nya. Mereka adalah para Nabi, wali, orang beriman, orang shalih.

Kedua, kelompok yang Allah ciptakan untuk mendapatkan surga-Nya tanpa ber-khidmat kepada-Nya. Mereka adalah orang yang hidup dalam kekafiran lalu diberikan iman pada akhir hidup mereka. Mereka telah menyiakan-nyiakan hidup mereka sepanjang waktu dan getol berbuat kemaksiatan, namun akhirnya Allah menerima taubat mereka, lalu mereka mati dalam keadaan telah bertaubat dan berbuat kebaikan layaknya para penyihir Firaun (yang beriman kepada Allah setelah melihat mukjizat Nabi Musa alayhissalam)

Ketiga, kelompok yang Allah ciptakan tidak untuk ber-khidmat kepada-Nya juga tidak diberikan surga-Nya. Mereka adalah orang-orang kafir yang mati dalam kekafiran. Di dunia mereka terhalang mendapatkan kenikmatan iman dan di akhirat mereka kekal dalam azab dan kesengsaraan.

Keempat, kelompok yang Allah ciptakan untuk ber-khidmat kepada-Nya namun tidak diberikan surga-Nya. Mereka adalah orang-orang banyak beramal dalam ketaatan kepada Allah, kemudian Allah berbuat makar kepada mereka. Akhirnya mereka diusir dari pintu (rahmat) Allah dan mati dalam kekafiran.

Nama Terindah

2 Mar

Suatu kali Rasulullah saw. datang ke kampung Bani Salamah di Madinah. Pada saat itu, hampir semua penduduknya memiliki dua atau tiga nama. Jika mereka dipanggil dengan salah satu nama tersebut, mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya yang dipanggil tidak suka dengan panggilan ini’.

Atas kejadian ini, maka Allah swt. menurunkan wahyu,

‘…Jangan memanggil (orang lain) dengan gelar yang mengandung ejekan, karena seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang fasik sesudah iman …’ (Q.s. al-Hujurat/49: 11)

Suatu kali Rasulullah saw. bersabda, ‘Jika seseorang berkata kepada saudaranya: ‘Ehh kafir’, maka salah satunya berdosa, meskipun yang dikatakannya adalah benar adanya. Jika tidak, maka ucapan itu berpulang kepada yang mengatakannya’. (Hadits, riwayat Bukhari dan Muslim)

Abur Dzar r.a. pernah mendengar Rasulullah saw. suatu hari bersabda, ‘Barangsiapa yang memanggil saudaranya dengan sebutan kafir atau mengatakan, ‘Ehh… musuh Allah’, padahal yang dipanggil tidak seperti itu, maka panggilannya itu berpulang kepada yang mengucapkannya’. (Hadits, riwayat Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, Allah swt. dan Rasul-Nya melarang kita memanggil saudara kita yang beriman dengan panggilan buruk, seperti: hai fasik, hai kafir, hai musuh Allah, hai anak haram, hai anjing, hai babi, hai tolol, atau panggilan lain yang tidak enak didengarnya. Sebaliknya, kita dianjurkan memanggil saudara kita dengan panggilan yang menyenangkannya. Memanggil saudara kita dengan panggilan yang menyenangkannya termasuk ibadah. Kita akan mendapatkan pahala dengan perbuatan itu. Oleh karena itu, mulai sekarang panggillah saudara kita dengan panggilan yang menyenangkannya. Ketika ia senang dengan panggilan itu, maka ia akan mencintai kita.

Bagaimana selama ini kita memanggil istri, suami, dan anak-anak kita?